Skip to main content

Posts

Hidup di Tanah Tercemar limbah

 Skipper ingat suatu kali saat musim semi yang basah ketika cacing tanah bermunculan—dan burung yang memakannya berjatuhan dari pohon pun kejang-kejang. "Hal itu tidak akan terjadi lagi," katanya suatu hari di musim dingin yang lalu. Jun Apostol menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di kaki gunung-limbah. Pensiunan akuntan ini pada 1978 menetap bersama keluarganya di sebuah rumah baru yang sederhana di Montebello, sebuah kawasan industri sekaligus permukiman di timur Los Angeles. Tidak jauh dari rumahnya, di kota tetangga Monterey Park, terdapat Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) aktif—tetapi jangan khawatir, kata pengembang. Tempat itu akan segera ditutup dan dijadikan taman atau bahkan mungkin lapangan golf. Janji itu tidak kunjung terwujud. Ternyata TPA itu, bekas tambang batu yang diisi demikian banyak sampah sehingga tertimbun sampai penuh dan terus meninggi, juga menampung pembuangan satu miliar liter limbah cair industri—dan limbah cair yang...

Manusia Melanggar 4 dari 9 Batasan Bumi

Sembilan planetary boundaries atau batasan teoritis Bumi kali pertama diidentifikasi para ilmuwan pada sebuah makalah tahun 2009. Yakni, penipisan ozon, hilangnya integritas biosfer yang mengarah pada kepunahan makhluk hidup, polusi kimia, perubahan iklim, pengasaman laut, konsumsi air tawar dan siklus hidrologi global, perubahan tata guna lahan, aliran nitrogen dan fosfor ke biosfer atau lautan, dan polusi aerosol pada atmosfer. "Batasan itu mirip seperti peringatan bahaya, seperti alat pengukur suhu tinggi pada mobil Anda ," kata Ray Pierrehumbert, ahli dari University of Chicago seperti dikutip dari Washington Post . Para peneliti fokus pada konsep 9 planetary boundaries , batasan batas teoritis di mana Bumi bisa bertahan sebagai tempat tinggal kita. Mereka menyimpulkan, 4 dari 9 batasan tersebut sudah terlampaui. Yakni, perubahan iklim (level karbondioksida di atmosfer), integritas biosfer atau biosphere integrity , perubahan tata guna lahan (dipicu ...

Nabung Oksigen, Yukkkk......

  sejak dini, anak-anak mendapat edukasi lingkungan Pernahkah merasa tercekik ketika berada dalam suatu ruangan yang penuh sesak? Mungkin di angkutan umum yang tentunya tanpa air conditioner . Atau mungkin disuatu ruangan kantor/kelas sempit bersama cukup banyak orang dimana sirkulasi udara hanya mengandalkan pintu dan jendela yang terbuka. Pastinya udara menjadi terasa panas dan kita merasa tercekik seolah sulit bernafas. Ini mirip percobaan berikut: Nyalakan sebuah lilin. Setelah lilin menyala, tutuplah lilin tersebut dengan sebuah gelas. Perhatikan apa yang terjadi. Lilin itu perlahan redup dan kemudian mati. Mengapa demikian ? Lilin bisa menyala melalui proses pembakaran (oksidasi). Bila lilin kita tutup dengan gelas, maka tidak ada oksigen yang bisa masuk. Lilin hanya mengandalkan oksigen yang ada di dalam gelas untuk tetap menyala.  Karena oksigen diambil terus maka pada akhirnya oksigen di dalam gelas akan habis, semua oksigen berubah me...

Kendalikan Emisi CO2 Dengan Carbon Capture Storage

sumber gambar : disini Berbagai cara ditempuh untuk mencegah dan mengendalikan emisi CO2.   Mencegah emisi CO2 jelas lebih murah tetapi lebih sulit. Bagaimana mungkin menghentikan pengeboran migas (bahan bakar fosil), menghentikan industri baja, semen, LNG serta menghentikan  transportasi. Karena itu sejak tahun 1980-an negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Norwegia berjibaku mencari jalan mengendalikan emisi CO2 agar tidak dilepas ke atmosfer. Salah satu metode pengendalian emisi CO2 adalah Carbon Capture  Store (CCS) . Yaitu suatu  metode menangkap dan menyimpan CO2 yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut : Langkah pertama : CO2 ditangkap dari penghasil CO2 yang besar misalnya pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Langkah kedua : Transport CO2 (pemindahan CO2). Setelah ditangkap, milyaran ton emisi CO2 dikompresi menjadi cair agar mudah diangkut ke tempat penyimpanan yang sesuai. Untuk penyimpanan di tam...

Sejuta Biopori Untuk Antisipasi Banjir di Bandung

  Banjir di jl Pagarsih Kota Bandung tahun 2012 (sumber FB) Bak ritme tahunan yang enggan diakhiri, seiring derasnya hujan, beberapa kota terlanda banjir : Jakarta, Bandung, hingga kota kecil Jepara. Banyak penyebabnya, mulai hilangnya daerah resapan air di kawasan Puncak (KBU dan Lembang di Bandung), alih fungsi lahan basah, eksploitasi air tanah hingga pasangnya air laut.   Untuk mengatasi banjir, para pakar aktif urun rembug. Mulai cara mudah dan mudah hingga proyek prestisius yang membutuhkan anggaran triliunan rupiah. Walikota Bandung, Ridwan Kamil selaku pemegang otoritas Kota Bandung pernah mengajak warganya membuat gerakan sejuta biopori yang dilaksanakan serempak dari tanggal 20 Desember hingga 25 Desember tahun 2013 silam. Progam mudah dan murah yang bisa dilakukan serentak berbekal alat pelubang biopori seharga kurang lebih Rp 300.000. Biopori? Mengapa memilih biopori? Mengapa bukan sumur resapan? Bagaimana mungkin lubang resapan biopori berdiamete...

Masa Depan Pangan

Oleh Jonathan Foley   Saat membicarakan ancaman lingkungan, kita membayangkan mobil dan cerobong asap. Sebenarnya, problem pangan adalah salah satu bahaya terbesar di bumi. Pertanian termasuk penyumbang terbesar bagi pemanasan global, menghasilkan gas rumah kaca lebih banyak daripada gabungan mobil, truk, kereta api, dan pesawat terbang. Sebagian besar berasal dari metana yang dilepaskan oleh ternak dan sawah, dinitrogen oksida dari ladang yang dipupuki, dan karbon dioksida dari penebangan hutan hujan untuk bertani atau beternak. Pertanian paling rakus menggunakan persediaan air kita yang berharga dan merupakan salah satu pencemar utama. Limpahan dari pupuk dan kotoran hewan merusak danau, sungai, dan ekosistem pesisir yang rapuh di seluruh dunia. Pertanian juga mempercepat hilangnya keanekaragaman hayati. Ketika membuka padang rumput dan hutan untuk lahan tani, kita melenyapkan habitat penting, sehingga pertanian merupakan salah satu pendorong utama punahnya ...

Yuk Kita Lihat 10 Hotel Yang Masuk Kriteria Ramah Lingkungan

Para traveller kini kian selektif dalam memilih hotel saat liburan. Hotel-hotel yang bersahabat dengan lingkungan serta mendukung pengembangan budaya dan ekonomi lokal pun selalu menjadi favorit. HotelsCombined telah memilih 10 dari sekitar 800.000 hotel di dunia yang memiliki konsep “hijau” paling unik dan menawarkan pengalaman eco-friendly yang tak terlupakan bagi pengunjungnya. Konsep ini tentu tak hanya menguntungkan bagi hotel, namun juga para tamu yang dapat lebih memahami dampak pariwisata bagi masyarakat lokal. Inilah hotel-hotel yang wajib Anda kunjungi:  Travel  1. Hi Hotel Eco Spa & Beach, Perancis Hotel butik ini menawarkan pantai dan kolam di atap secara privat kepada pengunjungnya. Namun keunggulan mereka bukan hanya itu. Hi Hotel Eco Spa & Beach telah menerima sertifikasi Green Globe karena menggunakan kertas daur ulang, cat organik, produk pembersih yang bersahabat dengan lingkungan dan ditambah jenis makanan organ...