Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2013

Limbah Makanan, Tema Hari Lingkungan Sedunia 2013

Limbah Makanan (dok. Menlh.go.id) Bukan sulap bukan sihir, setiap tahun 1/3 jumlah pangan yang diproduksi di dunia (sekitar 1,3 milyar ton) terbuang dan menjadi limbah. Sungguh miris bukan? Data Kementerian Lingkungan Hidup lainnya menyebutkan: “Negara-negara industri menyumbang limbah makanan sebesar 670 juta ton setiap tahunnya, yang jika dikonversikan ke dalam nilai uang setara dengan 680 miliar Dolar AS. Adapun  negara-negara berkembang menyumbang limbah makanan sekitar 630 juta ton setiap tahunnya, atau setara dengan 310 miliar Dolar AS.” Sungguh sangat timpang akibat gaya hidup, negara-negara kaya membuang-buang makanan sementara 1 dari 7 orang di dunia harus rela tidur dalam keadaan lapar dan lebih dari 20.000 anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap hari karena kelaparan. Padahal kemampuan planet bumi sangatlah terbatas dalam menyediakan makanan bagi 7 milyar penduduknya. Karena itu, peringatan Ha

Menabung Energy dengan Menanam Pohon Kemiri Sunan

kemiri sunan berbunga di jl. Wastukencana Bandung (dok. Maria Hardayanto) “ Der Gebrauch von Pflanzenöl als Krafstoff mag heute Unbedeutend sein. Aber derartige Produkte können im Laufe der Zeit Ebenso bensowichtig werden wie Petroleum und diese Kohle-Teer-Produkte von heute. ” (Pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar untuk saat ini sepertinya tidak berarti, tetapi pada saatnya nanti akan menjadi penting, sebagaimana minyak bumi dan produk tir-batubara saat sekarang) –Rudolf Diesel (1858-1913)- Menurut sejarah perkembangan otomotif, mobil pertama yang diperkenalkan Henry Ford berbahan bakar ethanol, sedangkan jauh sebelumnya Rudolf Diesel telah mengenalkan minyak kacang sebagai bahan bakar untuk mesin ciptaannya. Booming bahan bakar minyak yang berasal dari energi fosil menggantikan peran bahan bakar nabati tersebut. Tetapi sumber energi fosil kini semakin langka yang berdampak pada harga yang berfluktuatif dan berimbas pada pereko

Maaf SBY dan Bencana Ekologi

“Percayalah, manusia bisa hidup tanpa uang. Tapi tidak mungkin bisa hidup tanpa oksigen.” Jika anda adalah penduduk kota Jakarta, tentu tidak heran mendengar bahwa telur ayam yang dikonsumsi merupakan hasil perternakan di pulau Sumatera. Karena sulit sekali kota urban seperti Jakarta memenuhi semua kebutuhannya. Tapi bagaimana dengan penduduk Jawa Barat ? Jawabarat yang memiliki luas 35.222.18 km 2 dengan populasi kurang lebih 43 juta jiwa, ternyata juga mendapat pasokan telur dari pulau Sumatera. Tidak hanya penduduk dalam negeri yang mendapat pasokan pangan dari pulau Sumatera. Singapurapun menerima manfaatnya. Fakta tersebut penulis ketahui ketika berdialog dengan seorang rekan pengajar dari Nanyang University, Singapura. Negara yang memiliki lahan pas-pasan tersebut dengan cerdik ‘menggunakan’ kesuburan tanah Indonesia dan negara tetangga lainnya agar ketahanan pangannya terjamin. Anehnya harga-harga pangan mereka tidak pernah berfluktuasi tak terkendali