Skip to main content

Posts

Hari Air Sedunia, Peringatan Kelangkaan Air

source : guardian.ng Berapa lama manusia bisa bertahan tanpa minum? Menurut sumber ,  ternyata manusia hanya mampu bertahan 4-7 hari, tergantung situasi. Beberapa faktor mempengaruhi,  misalnya temperatur.  Manusia yang terjebak dalam suhu dingin bisa bertahan lebih lama karena jumlah air yang dikeluarkan lebih sedikit. Sayangnya, kebutuhan akan air yang begitu vital, berbanding terbalik dengan suplai air. Khususnya dari PDAM,  pihak yang mendapat mandat menyediakan air bersih pada warga masyarakat. Saya misalnya, sering harus begadang karena air dari PDAM baru mengalir pukul 22.00 hingga pukul 2.00 dini hari. Padahal saya sudah ngomel panjang pendek melalui salah satu group facebook yang menfasilitasi keluhan warga Bandung.  Feedback hanya sekedar menanyakan nomor langganan, kemudian senyap. #Duh. Situasi ini membuat saya bertanya: “Bagaimana 10 tahun mendatang? Juga bagaimana kabar air dari kota-kota lain? Saya mengetik “warga mengeluh air” dan muncullah:
Recent posts

Pidato Greta Thurnberg di COP 24 Katowice Polandia

“Nama saya Greta Thunberg. Saya berusia 15 tahun. Saya dari Swedia. Saya berbicara atas nama Climate Justice Now. Banyak orang mengatakan bahwa Swedia hanyalah negara kecil dan apa yang KAMI lakukan tak ada artinya. Tetapi saya telah belajar bahwa Anda tidak pernah terlalu kecil untuk membuat perbedaan.  Dan jika beberapa anak bisa menjadi berita utama di seluruh dunia hanya dengan tidak pergi ke sekolah, bayangkan apa yang bisa kita lakukan bersama jika kita benar-benar mau. Tetapi untuk melakukan itu, kita harus berbicara dengan terus terang, tidak peduli seberapa tidak nyamannya itu. Anda hanya berbicara tentang pertumbuhan ekonomi abadi hijau karena Anda terlalu takut tidak populer.  Anda hanya berbicara tentang bergerak maju dengan ide-ide buruk yang sama yang membawa kita ke dalam kekacauan ini, bahkan ketika satu-satunya hal yang masuk akal untuk dilakukan adalah menarik rem darurat.  Anda belum cukup dewasa untuk mengatakan apa adanya. Bahkan beban itu An

Pidato Severn Suzuki di Rio Summit 1992

Severn Suzuki, aktivis Lingkungan Kanada, berusia 12 tahun ketika berpidato  Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Rio de Janeiro, Brasil  (Rio Summit 1992). Isi Pidatonya sebagai berikut: (sumber: The Collage Foundation) Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization Kami Adalah Kelompok dari kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun. Yang mencoba membuat Perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil. Untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, Hari ini disini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja. Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang. Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelapar

Selamat Tinggal Premium, Selamat Datang Euro IV

source: stepbystep.com Bagai hidup di “kamar gas”, seperti   itulah situasi   warga New Delhi, kota dengan polusi udara terparah di dunia. Dilaporkan media terbesar setempat, NDTV, Kamis (9/11/2017) Menteri Utama India Arvind Kejriwal menyebut polusi udara New Delhi sangat parah sehingga mirip kamar gas. Istilah kamar gas digunakan untuk mendeskripsikan situasi mematikan saat banyak orang disekap dalam ruangan bergas yang membuat mereka mati secara perlahan. Seperti yang dilakukan Nazi terhadap warga Yahudi pada decade 1940 – an. “Warga sebaiknya menghindari jalan raya pada pagi hari atau beraktivitas di luar ruangan”, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan India. Polusi udara yang terjadi merupakan yang terburuk yang pernah terjadi di ibukota India yang berpenduduk 40 juta orang tersebut selama hampir 20 tahun terakhir. Saking   buruknya kualitas udara, jumlah kasus penyakit pernapasan di India tercatat tertinggi di dunia, dengan 159 kematian per 100.000 orang pada

Jangan Buang Limbah Keresekmu, Bisa Jadi Bahan Jalan Aspal Lho

jalan aspal dengan limbah kantung plastik didalamnya (dok mongabay.co.id) Pernah dengar pembangunan jalan aspal dengan campuran limbah plastik? Jika belum, silakan klik video di bawah mengenai inovasi keren ini.  Karena dengan digunakannya limbah plastik dalam pembangunan jalan aspal berarti  Indonesia sudah berhasil menemukan salah satu solusi masalah sampah.  Seperti diketahui sampah plastik kerap menjadi biang kerok, bahkan penyebab dimasukkannya Indonesia sebagai pencemar lautan nomor 2 oleh Jambeck. ( sumber ) Sang pembuat terobosan adalah Balitbang PUPR.  Singkatan dari Badan Penelitian dan Pengembangan, Balitbang PUPR merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  Bertepatan  dengan rangkaian Hari Bakti PUPR ke 72, Balitbang PUPR menggelar karya para penelitinya di car free day Dago,  pada Hari Minggu, 19 November 2017. Dengan tema “Ciptakan Lingkungan Sehat dengan Inovasi Balitbang”, acara berlangsung sangat meriah.  Kegiatan dimu