Skip to main content

Posts

Selamat Tinggal Premium, Selamat Datang Euro IV

source: stepbystep.com Bagai hidup di “kamar gas”, seperti   itulah situasi   warga New Delhi, kota dengan polusi udara terparah di dunia. Dilaporkan media terbesar setempat, NDTV, Kamis (9/11/2017) Menteri Utama India Arvind Kejriwal menyebut polusi udara New Delhi sangat parah sehingga mirip kamar gas. Istilah kamar gas digunakan untuk mendeskripsikan situasi mematikan saat banyak orang disekap dalam ruangan bergas yang membuat mereka mati secara perlahan. Seperti yang dilakukan Nazi terhadap warga Yahudi pada decade 1940 – an. “Warga sebaiknya menghindari jalan raya pada pagi hari atau beraktivitas di luar ruangan”, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan India. Polusi udara yang terjadi merupakan yang terburuk yang pernah terjadi di ibukota India yang berpenduduk 40 juta orang tersebut selama hampir 20 tahun terakhir. Saking   buruknya kualitas udara, jumlah kasus penyakit pernapasan di India tercatat tertinggi di dunia, dengan 159 kematian per 100.0...

Jangan Buang Limbah Keresekmu, Bisa Jadi Bahan Jalan Aspal Lho

jalan aspal dengan limbah kantung plastik didalamnya (dok mongabay.co.id) Pernah dengar pembangunan jalan aspal dengan campuran limbah plastik? Jika belum, silakan klik video di bawah mengenai inovasi keren ini.  Karena dengan digunakannya limbah plastik dalam pembangunan jalan aspal berarti  Indonesia sudah berhasil menemukan salah satu solusi masalah sampah.  Seperti diketahui sampah plastik kerap menjadi biang kerok, bahkan penyebab dimasukkannya Indonesia sebagai pencemar lautan nomor 2 oleh Jambeck. ( sumber ) Sang pembuat terobosan adalah Balitbang PUPR.  Singkatan dari Badan Penelitian dan Pengembangan, Balitbang PUPR merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  Bertepatan  dengan rangkaian Hari Bakti PUPR ke 72, Balitbang PUPR menggelar karya para penelitinya di car free day Dago,  pada Hari Minggu, 19 November 2017. Dengan tema “Ciptakan Lingkungan Sehat dengan Inovasi Balitbang”, acara berlang...

Peringatan Hari Ozon Internasional, Upaya Melindungi Tameng Bumi

sumber: nauka.offnews.bg Seperti halnya global warming, menipisnya lapisan ozon masih menjadi kontroversi. Namun yang pasti manusia merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak menetu. Penyakit ‘baru’ bermunculan. Menyerang manusia, hewan dan tumbuhan. Akibatnya hasil pertanian menjadi sulit dikendalikan. Perekonomian terganggu. Penyebab situasi runyam acap timbul karena ulah manusia. Tak terelakkan. Industri selalu mencari celah bagi kenyamanan hidup manusia. Menawarkan solusi  instan  dan mudah. Contohnya gangguan nyamuk. Tak perlu lagi mencari minyak lavender, cukup ambil kaleng aerosol untuk menyemprot nyamuk dan kecoa, selesailah urusan. Namun selalu ada harga yang harus dibayar demi kenikmatan hidup.  Salah satunya penggunaan propelan chlorofluorokarbon (CFC) pada kaleng semprot. Walau jumlahnya relatif kecil  di atmosfer (kurang dari 0,000001%),  'efek rumah kaca'yang dimiliki CFC sekitar 10.000 kali  dibandingkan dengan karbon dioksida ...

Lika Liku Efisiensi Konsumsi Energi

Hasil studi International Energy Agency (IEA) menyatakan penggunaan energi akan meningkat 50 persen pada 2050 Perkembangan ekonomi selalu diiringi dengan tingginya konsumsi energi. Hasil studi International Energy Agency (IEA) menyatakan penggunaan energi akan meningkat 50 persen pada 2050. Di saat yang sama, emisi karbon akan menginjak nilai mengkhawatirkan dan menyebabkan perubahan iklim. Pada 2014 saja, suhu bumi tercatat berada pada hawa tertinggi, yaitu 0,8 celsius. Lebih jauh lagi, peningkatan suhu udara juga mengancam kesehatan manusia. Kompas.com melansir, berdasarkan hasil penelitian The Lancet, sebanyak tujuh juta manusia terancam meninggal dunia setiap tahun akibat perubahan iklim. “Perubahan Iklim membawa dampak terhadap kesehatan, harus ada yang dilakukan sekarang, untuk masa depan kemanusiaan,” kata Margaret Chan, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) pada Konferensi Perubahan Iklim ke-21 di Paris. Permasalahan ini juga menjadi tant...

Dampak Pemanasan Global Bagi Kesehatan

Perubahan iklim membawa pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, kehidupan sosial, dan lingkungan tempat tinggal kita. Manusia terancam kekurangan air bersih, sumber-sumber makanan, dan tempat tinggal yang layak huni. Demikian kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di dalam rilisnya. Antara tahun 2030 - 2050, perubahan iklim diduga akan menyebabkan kenaikan angka kematian sebesar 220 ribu jiwa per tahun akibat malanutrisi, diare, dan udara panas. Pemanasan global Selama lebih dari 50 tahun, aktivitas manusia, terutama pembakaran fosil, seperti batu bara dan minyak bumi, telah melepas sejumlah besar karbon dioksida dan emisi gas lainnya. Gas-gas ini kemudian terperangkap di bawah lapisan atmosfer dan menyebabkan pemanasan global. Dalam 130 tahun terakhir, dunia telah menghangat sekitar 0,85 derajat C. Tiga dekade terakhir ini atau terhitung sejak 1850, bumi menjadi lebih panas dari sebelumnya. Akibatnya, lapisan es bumi mencair, permukaan laut naik, dan pola pr...

Hidup di Tanah Tercemar limbah

 Skipper ingat suatu kali saat musim semi yang basah ketika cacing tanah bermunculan—dan burung yang memakannya berjatuhan dari pohon pun kejang-kejang. "Hal itu tidak akan terjadi lagi," katanya suatu hari di musim dingin yang lalu. Jun Apostol menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di kaki gunung-limbah. Pensiunan akuntan ini pada 1978 menetap bersama keluarganya di sebuah rumah baru yang sederhana di Montebello, sebuah kawasan industri sekaligus permukiman di timur Los Angeles. Tidak jauh dari rumahnya, di kota tetangga Monterey Park, terdapat Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) aktif—tetapi jangan khawatir, kata pengembang. Tempat itu akan segera ditutup dan dijadikan taman atau bahkan mungkin lapangan golf. Janji itu tidak kunjung terwujud. Ternyata TPA itu, bekas tambang batu yang diisi demikian banyak sampah sehingga tertimbun sampai penuh dan terus meninggi, juga menampung pembuangan satu miliar liter limbah cair industri—dan limbah cair yang...