Skip to main content

Mengapa Harus Banjir di Musim Hujan?



13540900491740383575
dok. Masgareng Sucipto
Krisis air di musim kemarau ; banjir di musim hujan. Adagium baru tersebut seolah tak terpatahkan. Bahkan diterima dengan “legowo” oleh semua pihak. Juga pergeseran musim, ketika nama bulan berakhiran “ber” seharusnya penanda dimulainya musim hujan tetapi bulan September dan Oktober masih memasuki musim kemarau. Sedangkan musim hujan tahun 2012 baru dimulai bulan November dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan Januari dan Februari.

Perubahan ini adalah keniscayaan mengingat bumi kini dihuni sekitar 7 milyar manusia yang menyebabkan berbagai konsekuensi yaitu pada kegiatan ekonomi, pangan, perumahan, gaya hidup dan lain-lain. “Justru aneh kalau tidak ada yang berubah”, ujar Zadrach L. Dupe, staf pengajar Program Studi Meteorologi Institut Teknik Bandung (ITB).

Tetapi yang menarik dalam penjelasannya adalah:  “Curah hujan mengalami penurunan secara signifikan”.  Penurunan  tersebut dapat terlihat secara signifikan dari grafik curah hujan di Bandung selama 20 tahun terakhir.
13539320611268126430
dok. Majalah Energi
Salah satu penyebab penurunan curah hujan adalah hilangnya siklus hujan lokal yang terjadi akibat perubahan fungsi lahan. Lahan-lahan hijau berubah menjadi lahan beton pemukiman dan pembangunan atas nama pertumbuhan ekonomi. Karena itu tidak heran terjadi banjir karena tanah tidak sempat menyerap airnya.

Indonesia sebagai negara kepulauan di wilayah tropis akan selalu mendapat curah hujan dalam jumlah yang sangat besar. Sebagai contoh wilayah Jawa Barat, khususnya Bandung menerima air hujan 2.000 – 3.000 milimeter per tahun. Tetapi karena tidak ada upaya “menangkap”nya maka semua air hujan akan lewat begitu saja.

Ada 3 hal yang dialami air hujan ketika mencapai permukaan bumi:
1. Penguapan
2. Infiltrasi (meresap ke dalam tanah)
3. Aliran permukaan.

Proses infiltrasi dan aliran permukaan berkaitan erat dengan tata guna lahan, terutama hutan. Apabila permasalahan ini terus berlanjut  keseimbangan akan terganggu. Penanganan seharusnya dilakukan di area hilir (struktural berupa pengerukan dan pelebaran sungai) dan di hulu (nonstruktural yaitu penanaman hutan kembali dan pengaturan tata guna lahan).

Jokowi, Gubernur DKI Jakarta yang baru saja dilantik ternyata tidak sekedar blusukan di daerahnya tetapi juga bertemu dengan Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat untuk memulai pembicaraan mengenai daerah penyangga Jakarta seperti Bekasi, Bogor dan Depok. Karena  sebagaimana diketahui area tersebut telah berubah menjadi real estate, villa dan kebun sayur. Kebun sayur menjadi salah satu penyebab percepatan sedimentasi karena  sayuran hanya berumur semusim (1-3 bulan). Sehingga ketika dipanen dan esoknya hujan maka permukaan tanah akan hanyut ke sungai.

Seharusnya Ahmad Heryawan juga duduk semeja dengan Walikota Bandung, Bupati Bandung dan Bupati Bandung Barat untuk membicarakan daerah hulu/daerah penyangga. Agar wilayah Bandung Selatan (Soreang, Ciwidey, Bale endah dan lain-lain) tidak menjadi daerah langganan banjir. Karena selama ini terkesan nafsi-nafsi. “Kebijakan” Walikota Bandung  memberikan izin pembangunan Kawasan Bandung Utara (KBU) mengakibatkan derita warga Kabupaten Bandung. Demikian juga “kebijakan” Bupati Bandung Barat terhadap tatakelola wilayah hulu Bandung dan pencemaran limbah kotoran sapi ke sungai Cikapundung.
13539321411326365241
sanksi bagi pelanggaran Perda Prov. Jabar , tertempel di setiap kecamatan(dok. Maria Hardayanto)
Diperlukan sikap tegas Gubernur Jabar dalam melarang setiap pembangunan di daerah hulu (tidak sekedar diketatkan) karena hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Barat. Demikian pula dengan tata kelola lahan, setiap alih fungsi lahan misalkan seluas 2.000 hektar dijadikan perumahan maupun pertanian maka perkiraan air yang hilang harus dikonversi dalam bentuk sumur resapan atau empang-empang agar suplai air tanah tidak bertambah ke hilir (sungai).
1353931264758635051
sumur resapan di jalan umum (dok. Maria Hardayanto)
Sumur resapan tersebut dapat dibangun juga di kawasan padat penduduk. Sedangkan penduduk yang tinggal di bibir sungai (daerah aliran sungai/DAS) apa boleh buat harus direlokasi karena selain menyalahi peraturan daerah, kebiasaan warga membuang sampah memperburuk keadaan.

Beberapa kali penulis melihat perilaku membuang sampah ke sungai dengan alasan: “Toh semua sampah nantinya akan ke laut”, atau “Ah, semua orang juga begini, buang sampah ke sungai”. Hmmm………mereka lupa atau tidak peduli bahwa sebelum ke laut, air selokan akan meluap di sungai dan membanjiri area sekitarnya.

Perencanaan yang matang juga harus dilakukan untuk perbaikan  drainase daerah urban.  Tidak hanya dipenuhi sampah, drainasepun terkesan “asal” dibangun. Sehingga air hujan tidak mengalir lancar, banjir cileuncang (banjir yang disebabkan air selokan) meluap menyebabkan lalu lintas macet tatkala hujan tiba.
135393082497974040
drainase kota diabaikan (dok. Maria Hardayanto)
Last but not least tentunya masalah sampah merupakan masalah krusial perkotaan yang menjadi salah satu penyebab  banjir. Bagaimana mungkin kasur dan kursi rusak dibuang ke sungai/aliran air apabila ada system penampungan sampah yang terkelola baik. Hukuman denda Rp 5.juta bagi pembuang sampah ke sungai hanya akan menjadi gertak sambal tak berarti apabila warga tidak mengerti hak dan kewajibannya. Dan yang terparah : Pemerintah tidak melaksanakan kewajibannya.


**Maria Hardayanto**
13539314271830245221
pemukiman menempel dan membelakangi aliran air (dok. Maria Hardayanto)
135393162624183156
14 Desember 2011, meluap dan menenggelamkan puluhan kendaraan (dok. Maria Hardayanto)

Comments

Popular posts from this blog

Kegenitan Kampus Undip

Sulit mencari ungkapan  tepat untuk mengungkapkan kampus baru Universitas Diponegoro di Tembalang, Semarang Provinsi Jawatengah. Memang ada jargon kampus yaitu kampus keanekaragaman hayati. Pohon-pohon dibiarkan tetap tumbuh demikian pula semak-semak bahkan ada 2 ekor sapi yang mencari rumput di area kampus. Sapi di area kampus? Begitu banyak kampus, baru sekarang penulis melihat sapi merumput dan memamah biak rumputnya dengan santai. Kebetulan hujan sedang turun, apabila tidak bisa dibayangkan ada banyak burung, kupu-kupu, belalang dan beragam serangga lainnya bersenda gurau diantara pepohonan yang asri tersebut. jalan masuk kampus Undip dan beragam bangunan fakultas di kanan kirinya Kampus baru Universitas Diponegoro ini begitu bersolek. Ada patung Diponegoro berkuda menyambut pengunjung. Ada dua gedung kembar di kanan dan kiri jalan menuju area kampus. Bak  pager bagus menyambut kedatangan siapapun yang ingin menikmati keindahan  kampus Undip. Dan tidak seperti kampus

Dampak Pemanasan Global Bagi Kesehatan

Perubahan iklim membawa pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, kehidupan sosial, dan lingkungan tempat tinggal kita. Manusia terancam kekurangan air bersih, sumber-sumber makanan, dan tempat tinggal yang layak huni. Demikian kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di dalam rilisnya. Antara tahun 2030 - 2050, perubahan iklim diduga akan menyebabkan kenaikan angka kematian sebesar 220 ribu jiwa per tahun akibat malanutrisi, diare, dan udara panas. Pemanasan global Selama lebih dari 50 tahun, aktivitas manusia, terutama pembakaran fosil, seperti batu bara dan minyak bumi, telah melepas sejumlah besar karbon dioksida dan emisi gas lainnya. Gas-gas ini kemudian terperangkap di bawah lapisan atmosfer dan menyebabkan pemanasan global. Dalam 130 tahun terakhir, dunia telah menghangat sekitar 0,85 derajat C. Tiga dekade terakhir ini atau terhitung sejak 1850, bumi menjadi lebih panas dari sebelumnya. Akibatnya, lapisan es bumi mencair, permukaan laut naik, dan pola pr

Bauran Energi 25-25, Strategi Indonesia Hadapi Krisis Energi

bauran energi 2025 Aksi protes pro demokrasi  di berbagai negara Arab menyusul mundurnya presiden Tunisia dan Mesir mengakibatkan harga minyak dunia melesat diatas US $104 per barel . Harga yang relative sulit turun mengingat situasi yang makin memanas. Iran berupaya mengirim kapal-kapal angkatan laut ke kawasan Mediterania dan Pemimpin Libya, Muammar Khadafi memerintahkan mengganggu ekspor minyak Libya dengan menghancurkan pipa ke Mediterania Tertanggal 23 Februari 2011, Libya menyatakan force majeur dan efektif membatalkan kontrak minyak. Padahal Libya merupakan pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika sebesar 42 miliar barel dan menjadi produsen ke empat terbesar di Afrika dengan produksi 1,8 juta barel per hari. Sedangkan Bahrain, Yaman, Aljazair, Libya dan Iran - mewakili sepuluh persen dari produksi minyak mentah dunia,” Tanpa tragedy dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan Afrika Utara, para  pe