Skip to main content

Kelapa Sawit Lestari di Pertemuan Puncak Perubahan Iklim



Momentum kelapa sawit lestari Indonesia ada di UN Climate Summit di Markas Besar PBB New York.
Pada konvensi yang digelar sejak Selasa (23/9) itu, terdapat acara penandatanganan Piagam Komitmen Industri Kelapa Sawit Indonesia (Indonesia Palm Oil Pledge). Piagam itu merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab produsen minyak kelapa sawit untuk, salah satunya, mempraktikkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.

Salah satu pihak yang menandatangani piagam itu, Asia Agri dalam rilisnya hari ini menginformasikan ada tiga produsen kelapa sawit dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) yang bakal meneken piagam itu.
Menurut rencana Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan menyaksikan penandatanganan tersebut. Keduanya memang hadir dalam konvensi tersebut.

Sementara itu, menurut pernyataan Chairman Asian Agri Joseph Oetomo, kelapa sawit lestari mencakup pula peningkatan produktivitas para petani plasma binaan. Keterlibatan masyarakat sekitar dalam proses produksi minyak kelapa sawit juga penting.

Hingga kini, Asia Agri telah bermitra dengan 29.000 petani selama lebih dari 25 tahun. Selain itu, Asia Agri sudah mendapat sertifikat RSPO untuk petani plasma binaan di Indonesia.

Catatan BBC, Rabu (24/9), menunjukkan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam pidato pembukaan KTT tersebut mengatakan perubahan iklim merupakan masalah yang menentukan pada masa ini. KTT diharapkan memberi landasan bagi sebuah traktat baru untuk mengatasi perubahan iklim pada Desember 2015 mendatang.
(Josephus Primus/KOMPAS.com)
sumber:
 http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/09/momentum-kelapa-sawit-lestari-di-pertemuan-puncak-perubahan-iklim

Comments

Popular posts from this blog

Kegenitan Kampus Undip

Sulit mencari ungkapan  tepat untuk mengungkapkan kampus baru Universitas Diponegoro di Tembalang, Semarang Provinsi Jawatengah. Memang ada jargon kampus yaitu kampus keanekaragaman hayati. Pohon-pohon dibiarkan tetap tumbuh demikian pula semak-semak bahkan ada 2 ekor sapi yang mencari rumput di area kampus. Sapi di area kampus? Begitu banyak kampus, baru sekarang penulis melihat sapi merumput dan memamah biak rumputnya dengan santai. Kebetulan hujan sedang turun, apabila tidak bisa dibayangkan ada banyak burung, kupu-kupu, belalang dan beragam serangga lainnya bersenda gurau diantara pepohonan yang asri tersebut. jalan masuk kampus Undip dan beragam bangunan fakultas di kanan kirinya Kampus baru Universitas Diponegoro ini begitu bersolek. Ada patung Diponegoro berkuda menyambut pengunjung. Ada dua gedung kembar di kanan dan kiri jalan menuju area kampus. Bak  pager bagus menyambut kedatangan siapapun yang ingin menikmati keindahan  kampus Undip. Dan tidak seperti kampus

Dampak Pemanasan Global Bagi Kesehatan

Perubahan iklim membawa pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, kehidupan sosial, dan lingkungan tempat tinggal kita. Manusia terancam kekurangan air bersih, sumber-sumber makanan, dan tempat tinggal yang layak huni. Demikian kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di dalam rilisnya. Antara tahun 2030 - 2050, perubahan iklim diduga akan menyebabkan kenaikan angka kematian sebesar 220 ribu jiwa per tahun akibat malanutrisi, diare, dan udara panas. Pemanasan global Selama lebih dari 50 tahun, aktivitas manusia, terutama pembakaran fosil, seperti batu bara dan minyak bumi, telah melepas sejumlah besar karbon dioksida dan emisi gas lainnya. Gas-gas ini kemudian terperangkap di bawah lapisan atmosfer dan menyebabkan pemanasan global. Dalam 130 tahun terakhir, dunia telah menghangat sekitar 0,85 derajat C. Tiga dekade terakhir ini atau terhitung sejak 1850, bumi menjadi lebih panas dari sebelumnya. Akibatnya, lapisan es bumi mencair, permukaan laut naik, dan pola pr

Bauran Energi 25-25, Strategi Indonesia Hadapi Krisis Energi

bauran energi 2025 Aksi protes pro demokrasi  di berbagai negara Arab menyusul mundurnya presiden Tunisia dan Mesir mengakibatkan harga minyak dunia melesat diatas US $104 per barel . Harga yang relative sulit turun mengingat situasi yang makin memanas. Iran berupaya mengirim kapal-kapal angkatan laut ke kawasan Mediterania dan Pemimpin Libya, Muammar Khadafi memerintahkan mengganggu ekspor minyak Libya dengan menghancurkan pipa ke Mediterania Tertanggal 23 Februari 2011, Libya menyatakan force majeur dan efektif membatalkan kontrak minyak. Padahal Libya merupakan pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika sebesar 42 miliar barel dan menjadi produsen ke empat terbesar di Afrika dengan produksi 1,8 juta barel per hari. Sedangkan Bahrain, Yaman, Aljazair, Libya dan Iran - mewakili sepuluh persen dari produksi minyak mentah dunia,” Tanpa tragedy dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan Afrika Utara, para  pe