Skip to main content

Tercemarnya Bahan Baku Air Bersih Untuk DKI Jakarta




Jakarta (Greeners) -  Air baku yang dialirkan ke Jakarta setiap tahunnya semakin tercemar. Sekitar  82 persen pasokan air baku untuk ibukota masih sangat tergantung dari Waduk Jatiluhur, Jawa Barat.
Namun, kualitas air yang dialirkan dari Waduk Jatiluhur tersebut semakin berkurang karena tingkat amunia dalam air baku sudah melebihi ambang batas.

Jika pada tahun 2010 tingkat amunia hanya sebatas 2,9 miligram perliter, maka pada satu tahun berikutnya kandungannya meningkat hingga 4,8 miligram perliter. Padahal ambang batas yang ditetapkan yakni hanya 1 miligram per liter.

Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Perusahaan Daerah (PD) PAM Jaya Wibisono Harisantoso mengungkapkan tingkat amunia pada air baku di Waduk Jatiluhur ke Jakarta setiap tahunnya semakin meningkat.

“Kualitas air baku yang kita terima semakin lama semakin buruk. Terlebih dalam perjalanannya, banyak mengalami pencemaran. Karena banyak limbah yang dibuang di aliran Kanal Tarum Barat. Baik dari limbah rumah tangga maupun limbah pabrik,” kata Wibisono, Jakarta, Senin (1/4).

Kendati demikian, Wibisono menegaskan para pelanggan air bersih Palyja maupun Aetra tidak perlu khawatir terhadap kondisi air yang mengalir ke rumah mereka. Sebab, dalam pengolahan air baku menjadi air bersih untuk minum tetap mengacu pada baku mutu yang diatur dalam Keputusan Menteri No. 492 tahun 2010 tentang Air Minum.

Karena pencemaran meningkat, pengolahan air baku untuk air bersih menggunakan bahan kimia yang semakin banyak, yang menyebabkan ongkos produksi pengolahan air bersih pun semakin meningkat.
“Air bersih yang sampai ke masyarakat sudah sesuai dengan aturan baku mutunya. Jadi sudah aman untuk dikonsumsi masyarakat. Meskipun akhirnya, Palyja dan Aetra harus mengeluarkan biaya produksi pengolahan air yang lebih tinggi karena menggunakan bahan kimia pembersih lebih banyak,” ujarnya.

Langkah yang dilakukan PD PAM Jaya untuk menurunkan kandungan amunia yang tinggi dalam air baku, pihaknya harus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kedua institusi pemerintahan ini harus bisa menertibkan pihak-pihak yang mencemari sungai.

Langkah lainnya, Wibisono mendukung rencana Pemprov DKI membangun pipanisasi air baku dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta. Dengan begitu, dapat mengurangi pencemaran air baku dalam perjalanannya ke Jakarta.
 Selain itu, langkah yang bisa diambil agar air baku di Jakarta tercukupi yakni dengan memanfaatkan 13 sungai yang mengalir di Jakarta. Sayangnya, kualitas air di ke-13 sungai tersebut tidak lebih baik dari yang ada di Waduk Jatiluhur.  Karena itu, pihaknya menyarankan untuk membangun pengolahan air dengan sistem ultrafilterasi, yang mampu memproduksi air dengan harga kompetitif. (G06)

 http://www.greeners.co/news/air-baku-ke-jakarta-semakin-tercemar/

Comments

Popular posts from this blog

Sejuta Biopori Untuk Antisipasi Banjir di Bandung

  Banjir di jl Pagarsih Kota Bandung tahun 2012 (sumber FB) Bak ritme tahunan yang enggan diakhiri, seiring derasnya hujan, beberapa kota terlanda banjir : Jakarta, Bandung, hingga kota kecil Jepara. Banyak penyebabnya, mulai hilangnya daerah resapan air di kawasan Puncak (KBU dan Lembang di Bandung), alih fungsi lahan basah, eksploitasi air tanah hingga pasangnya air laut.   Untuk mengatasi banjir, para pakar aktif urun rembug. Mulai cara mudah dan mudah hingga proyek prestisius yang membutuhkan anggaran triliunan rupiah. Walikota Bandung, Ridwan Kamil selaku pemegang otoritas Kota Bandung pernah mengajak warganya membuat gerakan sejuta biopori yang dilaksanakan serempak dari tanggal 20 Desember hingga 25 Desember tahun 2013 silam. Progam mudah dan murah yang bisa dilakukan serentak berbekal alat pelubang biopori seharga kurang lebih Rp 300.000. Biopori? Mengapa memilih biopori? Mengapa bukan sumur resapan? Bagaimana mungkin lubang resapan biopori berdiamete...

Hari Air Sedunia, Peringatan Kelangkaan Air

source : guardian.ng Berapa lama manusia bisa bertahan tanpa minum? Menurut sumber ,  ternyata manusia hanya mampu bertahan 4-7 hari, tergantung situasi. Beberapa faktor mempengaruhi,  misalnya temperatur.  Manusia yang terjebak dalam suhu dingin bisa bertahan lebih lama karena jumlah air yang dikeluarkan lebih sedikit. Sayangnya, kebutuhan akan air yang begitu vital, berbanding terbalik dengan suplai air. Khususnya dari PDAM,  pihak yang mendapat mandat menyediakan air bersih pada warga masyarakat. Saya misalnya, sering harus begadang karena air dari PDAM baru mengalir pukul 22.00 hingga pukul 2.00 dini hari. Padahal saya sudah ngomel panjang pendek melalui salah satu group facebook yang menfasilitasi keluhan warga Bandung.  Feedback hanya sekedar menanyakan nomor langganan, kemudian senyap. #Duh. Situasi ini membuat saya bertanya: “Bagaimana 10 tahun mendatang? Juga bagaimana kabar air dari kota-kota lain? Saya mengetik “warga mengel...

Bauran Energi 25-25, Strategi Indonesia Hadapi Krisis Energi

bauran energi 2025 Aksi protes pro demokrasi  di berbagai negara Arab menyusul mundurnya presiden Tunisia dan Mesir mengakibatkan harga minyak dunia melesat diatas US $104 per barel . Harga yang relative sulit turun mengingat situasi yang makin memanas. Iran berupaya mengirim kapal-kapal angkatan laut ke kawasan Mediterania dan Pemimpin Libya, Muammar Khadafi memerintahkan mengganggu ekspor minyak Libya dengan menghancurkan pipa ke Mediterania Tertanggal 23 Februari 2011, Libya menyatakan force majeur dan efektif membatalkan kontrak minyak. Padahal Libya merupakan pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika sebesar 42 miliar barel dan menjadi produsen ke empat terbesar di Afrika dengan produksi 1,8 juta barel per hari. Sedangkan Bahrain, Yaman, Aljazair, Libya dan Iran - mewakili sepuluh persen dari produksi minyak mentah dunia,” Tanpa tragedy dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan Afrika Utara, para...