Koloni karang acropora tabulate
di perairan Sapropen, Raja Ampat, Papua Barat.
(sumber: Antara/Prasetyo Utomo)
di perairan Sapropen, Raja Ampat, Papua Barat.
(sumber: Antara/Prasetyo Utomo)
Jakarta - Indonesia diakui oleh dunia internasional dalam pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan diberikannya penghargaan Coral Conservation Prize di San Fransisco, Amerika Serikat.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo menerangkan, pengakuan ini diberikan karena pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menempuh 3 langkah strategis.
Ketiga langkah itu adalah komitmen nyata terhadap kebijakan pelestarian terumbu karang dengan membangun manajemen konservasi laut. Kedua, dengan melibatkan manajemen dan perlindungan sumber daya yang diikuti dengan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
"Dan terakhir, penguatan kemitraan global dalam mengelola terumbu karang. Indonesia percaya bahwa ketiga poin penting tersebut merupakan faktor kunci untuk mempertahankan terumbu karang," ujar Sharif dalam siaran pers, Jakarta, Minggu (21/9).
Sharif menyampaikan agar komunitas global menekankan upaya-upaya sistemik, komprehensif dan sinkronisasi, sehingga tercipta kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya terumbu karang.
Sementara itu, dalam acara penganugerahan tersebut, dua penggiat terumbu karang, Nyoman Sugiarta dan Abdul Manap terpilih sebagai pemenang penghargaan Coral Conservation Prize dari Coral Reef Alliance berkat peran aktif mereka dalam penyelamatan terumbu karang secara berkelanjutan.
Pemenang Coral Conservation Prize itu berhasil menyisihkan tujuh nominasi pengiat terumbu karang lainnya dari lima negara di dunia, diantaranya Fiji, Hawai, Honduras, Mexico dan Palmyra.
"Dedikasi mereka, keinginan mereka, semangat mereka menginspirasi kita untuk menggemakan komitmen nasional dan global untuk mengatasi tingkat serius degradasi terumbu karang dan panggilan untuk kerja sama yang lebih konkrit dalam pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan," ujar Sharif.
Pengelolaan terumbu karang secara lestari dan berkelanjutan sangat penting, mengingat ekosistem terumbu karang sangat produktif dalam mendukung kehidupan masyarakat lokal.
Di Indonesia sendiri, tak kurang dari 60 juta masyarakat hidup di sepanjang garis pantai yang bergantung pada ekosistem terumbu karang.
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Jika ditinjau dari sisi sosial ekonomi, terumbu karang merupakan sumber daya kelautan dan perikanan yang produktif, sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan pemasukan bagi devisa negara.
Sharif mencontohkan budidaya kerang mutiara yang berkaitan erat dengan terjaganya ekosistem terumbu karang.
Dalam kesempatan tersebut, Sharif kembali mengingatkan, bahwa eksploitasi berlebihan tanpa diikuti dengan pelestarian jangka panjang pada terumbu karang akan meningkatkan resiko kepunahan terumbu karang.
Laporan Lembaga Sumber Daya Dunia (WRI) di Washington meramalkan, bila kondisi itu tidak mengalami perubahan maka di tahun 2050, terumbu karang dunia akan punah. perubahan iklim, ditambah ancaman dari daratan seperti bergerakan lempeng bumi dan lainnya, serta tekanan dari lautan berupa badai atau tsunami menyebabkan resiko signifikan terhadap keberlangsungan hidup terumbu karang.
Selain itu penyebab lainnya yang juga berbahaya bagi terumbu karang adalah aktivitas manusia, seperti penangkapan ikan secara berlebihan, metode penangkapan ikan yang merusak seperti menggunakan bahan peledak atau racun, limbah kimia dari pertanian, minyak tumpah.
Oleh karena itu, dalam pengelolaan laut, KKP berpedoman pada prinsip pembangunan berkelanjutan, yang disebut Blue Economy. Implementasi Blue Economy di Indonesia meliputi promosi Good Ocean Governance, pengembangan wilayah Blue Economy, dan model investasi Blue Economy menuju penggunaan sumber daya alam yang lebih efisien.
sumber :
http://www.beritasatu.com/kesra/211558-kementerian-kelautan-dan-perikanan-pengelolaan-terumbu-karang-indonesia-diakui-dunia.html
Comments
Post a Comment