Skip to main content

Kereta Kota, Edukasi Lingkungan yang Menyenangkan




Pernah mendengar Global Warming ? Perubahan Cuaca ? Hujan Asam? Gas Rumah Kaca ? Atau bahkan pernah mengikuti seminar-seminarnya ? Tetapi sudahkah menerapkan yang sederhana seperti memisah sampah dan menghemat air ?
Kesalahan kita mungkin karena sering tidak nyambungnya ilmuwan dan praktisi. Sehingga seminar dan workshop berthemakan lingkungan hidup hanya dihadiri orang-orang yang makin membumbung dengan kepedulian lingkungan tetapi enggan melihat keapatisan realita.
Dilain pihak, salahkah orang yang tidak paham bahkan tidak peduli tentang lingkungan hidupnya ?
Belum tentu ! Berangkat dengan kesadaran itulah YPBB (Yayasan Biosains dan Bioteknology) Bandung mendisain suatu edukasi dan kampanye kepedulian lingkungan hidup yang dinamakan kereta kota.
Kereta Kota singkatan dari Kegiatan Rekreasi dan Edukasi di Taman Kota. Khususnya Taman Kota Lansia jalan Cilaki Bandung. Diadakan minggu ke 3 setiap bulannya dan diisi beragam aktivitas. Mau menyoba membuat Lubang Resapan Biopori ? Mau tahu tentang kotak ajaib Takakura dan cara membuatnya ? Atau bahkan mau tahu termasuk kelompok manakah kita dalam menyikapi kerusakan lingkungan ? Semua ada.
Sambutan para pejalan kaki yang sedang berolah raga di Taman Lansia memang beragam. Ada yang tidak peduli. Ada yang sok tahu : “ Oh, itu mah pelajaran!” “Oh, Itu mah anak-anak sedang bermain!” Kesimpulan yang tidak terlalu meleset karena proses edukasi lingkungan adalah belajar sambil bermain. Pastinya menyebalkan apabila kita mau belajar membuat kompos, tetapi yang disodorkan adalah setumpuk petunjuk yang harus dihafalkan dan dipraktekkan tanpa boleh ada penyimpangan sedikitpun.
Untuk yang ingin tahu dan berminat mempraktekkan di rumahnya, beberapa sukarelawan YPBB dengan senang hati menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan termasuk beberapa kemungkinannya.
“Duh, paling sedih kalo ga ada yang mau peduli.”
“Iya, ya paling asyik kalo tempat kita dikerumuni orang dan mereka antusias.”
Begitulah celotehan para sukarelawan yang sudah mulai bekerja pukul 05.30 hingga pukul 09.30 WIB.
“Hehe…..yang penting, prakteknya di rumah dong”.
Kelebihan kereta kota karena berinteraksi langsung dengan masyarakat adalah mendapat masukan autentik, ada pengunjung yang ingin membuat kompos tapi tidak tahu caranya sehingga sampah dapur dia cacah dan ditaburkan disekeliling tanaman. Atau ada yang tahu tentang kotak takakura, tapi enggan memotong-motong hasil menyiangi sayuran seperti kangkung, wortel dan bayem. Akibatnya ? Si ibu urung  memisah sampah organiknya.
Dengan adanya kasus nyata, solusi yang jitupun lebih mudah diberikan dan diharapkan lebih mudah dipraktekkan. Misalnya untuk kasus ibu rumah tangga yang tidak sempat mencincang sisa sayuran, diberikan solusi membuat lubang resapan takakura sehingga si ibu bisa membuang sampah organiknya sekaligus menyimpan air hujan.
Sedangkan untuk ibu yang berkeinginan membuat kompos dengan cara mudah dan tidak bau, solusi membuat kotak takakuralah yang diharapkan paling tepat.
Sayang ide cemerlang untuk langsung berinteraksi dengan masyarakat ini hanya dipraktekkan oleh satu yayasan. Padahal konon ada 150 lebih LSM dan yayasan di Bandung yang peduli lingkungan hidup. Mereka tahu dengan pasti bahwa setiap minggunya masyarakat Bandung mengerumuni lapangan Gasibu dan taman Cilaki, entah untuk berolah raga atau hanya berbelanja karena banyaknya PKL dadakan yang berarti banyak pula ragam dagangannya.
Apabila berandai-andai semua LSM/yayasan bersedia mengedukasi masyarakat Bandung, setiap minggunya diperkirakan ada 3 LSM/yayasan yang bahu membahu di 3 titik. Proses edukasi akan lebih lancar dan materipun bisa diberikan beragam dan menarik karena satu LSM/yayasan hanya bertugas satu kali pertahunnya.
Suatu usulan yang tidak terlalu mengawang-awang. Karena kalau semua pihak berniat melaksanakan program yang realistis dan melaksanakannya dengan konsisten, pastinya bisa diharapkan hasil yang maksimal daripada sekedar duduk-duduk di seminar. Bertambah wawasan tapi bak hidup di menara gading karena masyarakat sekitar ga ngerti, apasih yang mereka omongin ? !
pingin tahu cara membuat LRB ? Silakan dicoba .....
pingin tahu cara membuat LRB ? Silakan dicoba …..
sukarelawan sedang menerangkan kotak takakura
sukarelawan sedang menerangkan kotak takakura
seusai acara kereta kota, para sukarelawan mejeng
seusai acara kereta kota, para sukarelawan mejeng

Comments

Popular posts from this blog

Kegenitan Kampus Undip

Sulit mencari ungkapan  tepat untuk mengungkapkan kampus baru Universitas Diponegoro di Tembalang, Semarang Provinsi Jawatengah. Memang ada jargon kampus yaitu kampus keanekaragaman hayati. Pohon-pohon dibiarkan tetap tumbuh demikian pula semak-semak bahkan ada 2 ekor sapi yang mencari rumput di area kampus. Sapi di area kampus? Begitu banyak kampus, baru sekarang penulis melihat sapi merumput dan memamah biak rumputnya dengan santai. Kebetulan hujan sedang turun, apabila tidak bisa dibayangkan ada banyak burung, kupu-kupu, belalang dan beragam serangga lainnya bersenda gurau diantara pepohonan yang asri tersebut. jalan masuk kampus Undip dan beragam bangunan fakultas di kanan kirinya Kampus baru Universitas Diponegoro ini begitu bersolek. Ada patung Diponegoro berkuda menyambut pengunjung. Ada dua gedung kembar di kanan dan kiri jalan menuju area kampus. Bak  pager bagus menyambut kedatangan siapapun yang ingin menikmati keindahan  kampus Undip. Dan tidak seperti kampus

Dampak Pemanasan Global Bagi Kesehatan

Perubahan iklim membawa pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, kehidupan sosial, dan lingkungan tempat tinggal kita. Manusia terancam kekurangan air bersih, sumber-sumber makanan, dan tempat tinggal yang layak huni. Demikian kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di dalam rilisnya. Antara tahun 2030 - 2050, perubahan iklim diduga akan menyebabkan kenaikan angka kematian sebesar 220 ribu jiwa per tahun akibat malanutrisi, diare, dan udara panas. Pemanasan global Selama lebih dari 50 tahun, aktivitas manusia, terutama pembakaran fosil, seperti batu bara dan minyak bumi, telah melepas sejumlah besar karbon dioksida dan emisi gas lainnya. Gas-gas ini kemudian terperangkap di bawah lapisan atmosfer dan menyebabkan pemanasan global. Dalam 130 tahun terakhir, dunia telah menghangat sekitar 0,85 derajat C. Tiga dekade terakhir ini atau terhitung sejak 1850, bumi menjadi lebih panas dari sebelumnya. Akibatnya, lapisan es bumi mencair, permukaan laut naik, dan pola pr

Bauran Energi 25-25, Strategi Indonesia Hadapi Krisis Energi

bauran energi 2025 Aksi protes pro demokrasi  di berbagai negara Arab menyusul mundurnya presiden Tunisia dan Mesir mengakibatkan harga minyak dunia melesat diatas US $104 per barel . Harga yang relative sulit turun mengingat situasi yang makin memanas. Iran berupaya mengirim kapal-kapal angkatan laut ke kawasan Mediterania dan Pemimpin Libya, Muammar Khadafi memerintahkan mengganggu ekspor minyak Libya dengan menghancurkan pipa ke Mediterania Tertanggal 23 Februari 2011, Libya menyatakan force majeur dan efektif membatalkan kontrak minyak. Padahal Libya merupakan pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika sebesar 42 miliar barel dan menjadi produsen ke empat terbesar di Afrika dengan produksi 1,8 juta barel per hari. Sedangkan Bahrain, Yaman, Aljazair, Libya dan Iran - mewakili sepuluh persen dari produksi minyak mentah dunia,” Tanpa tragedy dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan Afrika Utara, para  pe