Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2014

Masa Depan Pangan

Oleh Jonathan Foley   Saat membicarakan ancaman lingkungan, kita membayangkan mobil dan cerobong asap. Sebenarnya, problem pangan adalah salah satu bahaya terbesar di bumi. Pertanian termasuk penyumbang terbesar bagi pemanasan global, menghasilkan gas rumah kaca lebih banyak daripada gabungan mobil, truk, kereta api, dan pesawat terbang. Sebagian besar berasal dari metana yang dilepaskan oleh ternak dan sawah, dinitrogen oksida dari ladang yang dipupuki, dan karbon dioksida dari penebangan hutan hujan untuk bertani atau beternak. Pertanian paling rakus menggunakan persediaan air kita yang berharga dan merupakan salah satu pencemar utama. Limpahan dari pupuk dan kotoran hewan merusak danau, sungai, dan ekosistem pesisir yang rapuh di seluruh dunia. Pertanian juga mempercepat hilangnya keanekaragaman hayati. Ketika membuka padang rumput dan hutan untuk lahan tani, kita melenyapkan habitat penting, sehingga pertanian merupakan salah satu pendorong utama punahnya hidu

Yuk Kita Lihat 10 Hotel Yang Masuk Kriteria Ramah Lingkungan

Para traveller kini kian selektif dalam memilih hotel saat liburan. Hotel-hotel yang bersahabat dengan lingkungan serta mendukung pengembangan budaya dan ekonomi lokal pun selalu menjadi favorit. HotelsCombined telah memilih 10 dari sekitar 800.000 hotel di dunia yang memiliki konsep “hijau” paling unik dan menawarkan pengalaman eco-friendly yang tak terlupakan bagi pengunjungnya. Konsep ini tentu tak hanya menguntungkan bagi hotel, namun juga para tamu yang dapat lebih memahami dampak pariwisata bagi masyarakat lokal. Inilah hotel-hotel yang wajib Anda kunjungi:  Travel  1. Hi Hotel Eco Spa & Beach, Perancis Hotel butik ini menawarkan pantai dan kolam di atap secara privat kepada pengunjungnya. Namun keunggulan mereka bukan hanya itu. Hi Hotel Eco Spa & Beach telah menerima sertifikasi Green Globe karena menggunakan kertas daur ulang, cat organik, produk pembersih yang bersahabat dengan lingkungan dan ditambah jenis makanan organik. Kunju

Home Hydroponics: Easy Tips for Growing Fresh Produce All Year

by Joanne Camas on 09/04/14 at 09:30 AM  Salad for lunch in December? Why, sure, let me reach over and pick some. Well, Linda Jones, a Colorado homesteader and author, can help you turn this into reality. Jones, a longtime gardener, says, "Living in Southern Colorado is very challenging for growing vegetables. We have a relatively short growing season, and beyond the frost we have other obstacles, like hail and drought. I started looking into hydroponics to continue growing food but by using much less water." Jones's own experiments inspired her ebook on home hydroponics, her Guide to Easy, Cheap, and Fun Home Hydroponics , which includes five DIY projects you can tackle. Need more help? Well, she's also spearheaded a vibrant growing community online . "We have nearly 5,000 members now," she says. "We share interesting new growing ideas." She told us the fastest way to grow lettuce and kale, how to recycle containers f

Mikrohidro, Menunggu Dilirik dan Dimanfaatkan

Indonesia  memiliki potensi air danau dan sungai yang jika seluruhnya dikonversi menjadi energy listrik akan setara dengan 70 GW, tetapi baru sekitar 6 % atau 4,2 GW yang di kelola sedangkan target bauran energy Indonesia pada tahun 2025 berasal dari energy air hanya sebesar 14.516 MW. Tapi sebelum mencapai tahun 2025, penyediaan listrik di Indonesia masih tergolong rendah. Secara nasional, rasio elektrifikasi baru mencapai 66 % (ESDM,2009) artinya baru sekitar 66 % penduduk Indonesia menikmati energy listrik dan Jawa Barat yang berpenduduk seperlima dari total penduduk Indonesia baru 64 %nya  menikmati energy listrik. Salah satu alasan yang sering mengemuka adalah lokasi pedesaan yang tersebar dengan kondisi geografis yang tidak mendukung serta sebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan infrastruktur listrik tidak efektif. Dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) bisa menjadi solusi bagi daerah pelosok yang mempunyai sumber daya alam sepert

Bauran Energi 25-25, Strategi Indonesia Hadapi Krisis Energi

bauran energi 2025 Aksi protes pro demokrasi  di berbagai negara Arab menyusul mundurnya presiden Tunisia dan Mesir mengakibatkan harga minyak dunia melesat diatas US $104 per barel . Harga yang relative sulit turun mengingat situasi yang makin memanas. Iran berupaya mengirim kapal-kapal angkatan laut ke kawasan Mediterania dan Pemimpin Libya, Muammar Khadafi memerintahkan mengganggu ekspor minyak Libya dengan menghancurkan pipa ke Mediterania Tertanggal 23 Februari 2011, Libya menyatakan force majeur dan efektif membatalkan kontrak minyak. Padahal Libya merupakan pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika sebesar 42 miliar barel dan menjadi produsen ke empat terbesar di Afrika dengan produksi 1,8 juta barel per hari. Sedangkan Bahrain, Yaman, Aljazair, Libya dan Iran - mewakili sepuluh persen dari produksi minyak mentah dunia,” Tanpa tragedy dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan Afrika Utara, para  pe

Mungkinkah Indonesia Menjadi Pemimpin Panas Bumi Dunia?

Mungkin Indonesia terlalu ambisius ketika menargetkan tahun 2025 sebagai  Pemimpin Energi Panas Bumi Dunia.  Tetapi potensi yang dimiliki sangat memungkinkan karena 40 persen cadangan panas bumi ada di Indonesia yaitu sekitar 28.170 MW  dan baru dimanfaatkan sebanyak 4 % atau 1.198 MW Karenanya  pemerintah Indonesia sudah merevisi pengembangan panas bumi hingga  bisa mencapai 9500 MW  atau setara 167,5 juta barrel minyak yang merupakan 5 % dari total bauran energy 2025. Dilain pihak, Jerman sudah melirik kekayaaan Indonesia tersebut karena Jerman mempunyai target mengganti 30 % energi fosil  dengan energi terbarukan. Apa yang dimaksud dengan Energi Panas Bumi ? “Seperti masak air hingga mendidih “, begitu penjelasan Ismail Al Anshori dari Majalah Energi. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP) secara prinsip sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perbedaannya PLTU dibuat di permukaan menggunakan air yang dipanaskan dalam sebuah boiler, sedangk

Energi Panas Bumi Menunggu Pemerintahan Jokowi

Upaya mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) melalui insentif eksplorasi panas bumi (geothermal fund) masih harus menunggu pemerintahan baru, meskipun dana sebesar Rp 3 triliun telah disiapkan Kementerian Keuangan. Freddy Rikson Saragih, Kepala Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, mengatakan saat ini pemerintah tengah memfinalisasi persetujuan penyaluran insentif untuk eksplorasi proyek panas bumi. Dana sebesar Rp 3 triliun yang sudah tersimpan di PT Pusat Investasi Pemerintah (PIP) bisa digunakan untuk pengembangan PLTP, khususnya untuk eksplorasi. Menurut Freddy, setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan insentif akan disalurkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara menteri keuangan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Sesuai permintaan Kementerian ESDM, harus ada MoU yang nanti ditandatangani para menteri. Saat in

Nah, Air Laut Sudah Kian Dekat Ke Monas

Monas (sumber: Istimewa) Jakarta - Para peneliti dari Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) menemukan fakta adanya air asin dari laut yang mulai mendekati kawasan Monumen Nasional (Monas). Air asin tersebut masuk melalui rongga di bawah tanah dan sudah becampur dengan air tanah yang selama ini digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. "Di kawasan Kota, airnya juga sudah mulai asin. Bila tidak segera disikapi serius, ini akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia," kata Sekjen IABI Lilik Kurniawan di Jakarta, Jumat (17/10). Menjamurnya kawasan superblok diduga menjadi salah satu pemicu masuknya air laut ke daratan. Bila dibiarkan, air asin akan terus bergerak ke selatan. "Superblok itu seperti memindahkan penduduk satu kota ke dalam s

Buruknya Kualitas Udara di Riau

Hamparan perkebunan sawit mengelilingi aliran Sungai Kampar di Provinsi Riau. Tiap tahun, pembukaan dan pembakaran lahan untuk dijadikan area perkebunan telah memunculkan bencana baru bagi masyarakat. Kabut asap beracun akibat pembakaran lahan menjadi ancaman kesehatan nyata bagi masyarakatnya. ( Yunaidi/National Geographic Indonesia ) Kabut asap di beberapa kawasan Riau dan khususnya di Pekanbaru terus saja memburuk. Hasil pantauan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Minggu (12/10) siang, kualitas udara di sejumlah daerah terus menurun. Dari data terkini hasil pantauan kualitas udara di 8 lokasi alat ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) di Riau, secara merata menunjukkan penurunan kualitas udara. Menurut Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, kepada wartawan Minggu (12/10) siang, hasil dari rilis Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau yang masuk ke BMKG, kawasan terparah saat ini terdapat di daerah Libo dengan kualitas udara "B

Krisis Air di Jembrana, Bali

Sulitnya warga Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembarana diakui oleh Direktur Utama (Dirut) PDAM Negara IB Kerta Negara. Menurutnya hal tersebut di sebabkan menurunnya debit air di pegunungan. "Waktu ini saya sempat ke sana, bahkan mengecek hingga ke dalam hutan. Di sana itu air permukaan mengalami penurunan hingga 70% akibat musim kering ini," katanya ketika dihubungi lewat telepon selularnya, Kamis (16/10/2014). Berdasarkan data dari BPBD Jembrana, krisis air bersih kini yang terjadi semenjak 2 bulan belakangan ini terus meluas. Selain di Desa Yehembang, krisis air bersih juga terjadi di dua Desa lainnya, yakni di Desa Wanasari dan Desa Sombang, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Bahkan data terbaru menunjukkan krisis air bersih juga terjadi di Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo serta Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. (*)

Catatan Dari Poznan : UPAYA ANTISIPATIF PERUBAHAN IKLIM DARI BIDANG PENATAAN RUANG

I.    PENDAHULUAN Indonesia menjadi salah satu negara yang menyepakati Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim ( Unite d Nations Framework Convention on Climate Change ) dalam KTT Bumi Rio de Janeiro tahun 1992. Sebagai tindak lanjut, Indonesia menerbitkan UU No.6 Tahun 1994 tentang Ratifikasi Konvensi Perubahan Iklim yang berisikan 3 (tiga) hal utama, yakni : (1) Tercapainya stabilitas konsentrasi emisi Gas Rumah Kaca pada tingkat yang aman; (2) adanya tanggung jawab bersama sesuai kemampuan ( common but differentiated responsibilities ); dan (3) Negara maju akan membantu negara berkembang (pendanaan, asuransi dan alih teknologi). Kedua milestone di atas memberikan dasar pentingnya perubahan iklim menjadi salah satu pertimbangan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan nasional dan daerah di berbagai sektor, termasuk bidang pekerjaan umum.   Indonesia memiliki komitmen dalam berpartisipasi aktif dalam upaya global untuk mitigasi dan adaptasi fenomen