Air asin tersebut masuk melalui rongga di bawah tanah dan sudah becampur dengan air tanah yang selama ini digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
"Di kawasan Kota, airnya juga sudah mulai asin. Bila tidak segera disikapi serius, ini akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia," kata Sekjen IABI Lilik Kurniawan di Jakarta, Jumat (17/10).
Menjamurnya kawasan superblok diduga menjadi salah satu pemicu masuknya air laut ke daratan. Bila dibiarkan, air asin akan terus bergerak ke selatan.
"Superblok itu seperti memindahkan penduduk satu kota ke dalam satu blok. Akibatnya, ada pengambilan air tanah yang berlebihan dari ribuan penghuninya, sehingga membuat air laut masuk ke daratan karena adanya rongga di bawah tanah," ujarnya.
Masalah banjir yang sering melanda kawasan Jakarta juga menjadi sorotan IABI. Pasalnya, selama ini pendekatan yang dilakukan lebih banyak kepada bagimana membangun banjir kanal atau sodetan untuk menampung air hujan.
"Akan lebih baik kalau Pemerintah DKI juga melihat manajemen sumber daya airnya. Jangan sampai air yang ada di permukaan itu tidak meresap ke tanah dan hanya berada di permukaan, lalu dibuang ke laut. Karena bila tidak ada yang meresap, saat musim kemarau sumur-sumurnya akan mengalami kekeringan," katanya.
Karena itu, menurutnya harus ada skenario besar dari pemerintah dalam tata kota pengambilan air bersih dan juga pembuangan air kotor.
"Jakarta butuh lebih banyak sumur resapan, perlu ada lubang biopori. Bayangkan bila setiap rumah memiliki biopori. Tidak hanya bermanfaat untuk menyimpan air hujan, tetapi juga mengurangi air di permukaan yang selama ini menjadi penyebab banjir," ujarnya.
sumber :
http://www.beritasatu.com/megapolitan/218055-air-laut-mulai-dekati-monas.html
Penulis: Herman/FIR
Comments
Post a Comment