Walau kerap terjadi, penulis tetap mengernyitkan kening melihat pergeseran perilaku tersebut. Hanya karena satu gelas AMDK dapat dibeli dengan uang senilai Rp 500,00 maka manusia menjadi enggan beranjak mencari air bersih untuk mencuci tangan. Tidak si kaya atau si miskin, semua berperilaku sama.
Bagaimana mungkin meremehkan AMDK padahal air minum dalam kemasan mengandung biaya lingkungan berupa jejak ekologis yang tergambar dalam kabut peradaban sebagai berikut:
Kabut peradaban juga membantu kita menghargai air, terlebih apabila kita mengkonversi harga sepotong hamburger berdasar kalkulasi virtual water atau perhitungan banyaknya air yang digunakan dalam memproduksi suatu produk (tulisan :Wow, Harga Air Dalam Hamburger Lima Juta Rupiah! )
Karena ternyata kita beruntung mendapat supply air walau berharga mahal, sedangkan di beberapa tempat penduduk harus menyiapkan golok untuk mendapat jatah air selokan bagi keperluan sehari-hari.
Sungguh ironi. Ketika masyarakat desa Sindangjaya Kota Bandung memperebutkan air selokan tetapi kelompok masyarakat Bandung lainnya ”tega” menggunakan AMDK untuk menyuci tangan.
Secara ringkas, perhitungan hamburger berharga lima juta rupiah apabila dikalkulasi dengan virtual water yang mengungkapkan adanya kabut peradaban adalah sebagai berikut:
Perhitungan berdasarkan harga air dalam kemasan galon seharga Rp 11.000/19 liter, maka perhitungannya akan menjadi:
Rp 11.000/19 liter x 2.400 liter = Rp 1.389.473,68
Sedangkan perhitungan dalam kemasan gelas akan lebih mahal yaitu:
Rp 500/240 mlx 1.000 x 2.400 liter = Rp 4.999.999 atau sekitar lima juta rupiah.
Adapun tabel virtual water:
doc.http://www.sciencemediacentre.co.nz/2009/09/11/virtual-water-what-is-it-and-what-does-it-mean-for-nz/ |
Pastinya kita tidak mengira, betapa mahalnya air apabila dikalkulasi dalam bentuk rupiah. Terlebih mengetahui betapa borosnya penggunaan air oleh sebagian penduduk Indonesia, sedangkan sebagian lagi tidak mendapat cukup air bersih.
Perbedaan terjadi karena di kota besar, air tidak hanya digunakan untuk minum, masak, mandi dan sanitasi tetapi juga untuk menyuci kendaraan, mengisi air kolam renang, akuarium, membersihkan kandang binatang peliharaan dan lain-lain. System perpipaannyapun berbeda mengakibatkan pemborosan air ketika kran air terlupa ditutup atau ada kran bocor yang tidak segera diperbaiki. Kran/WC yang bocor akan membuang air secara sia-sia sekitar 100 liter per hari.
Beberapa langkah kecil yang berdampak besar dalam menghemat air:
Ada banyak pilihan mengonsumsi air , apakah menggunakannya dengan sembrono atau bersama-sama menjaga keberlanjutan tersedianya air sekaligus menjaga kelestarian lingkungan yaitu kembali kekearifan lokal dengan menggunakan teknologi yang kian maju. Karena itulah tujuan kemajuan teknologi yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Agar manusia dapat tercukupi kebutuhan dasarnya: makanan dan minuman, tentunya air minum yang sehat.- Rata-rata pemakaian air bersih harian per orang Indonesia adalah 144 L atau setara dengan sekitar 8 botol galon air kemasan(Survey Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya pada tahun 2006 )
- Tapi rata-rata pemakaian air harian per orang Indonesia yang tinggal di kota besar bisa sampai 250 L atau setara dengan sekitar 13 botol galon air kemasan. (Sulistyoweni Widanarko, Guru Besar Ilmu Teknik Penyehatan Lingkungan UI, 2004).
Perbedaan terjadi karena di kota besar, air tidak hanya digunakan untuk minum, masak, mandi dan sanitasi tetapi juga untuk menyuci kendaraan, mengisi air kolam renang, akuarium, membersihkan kandang binatang peliharaan dan lain-lain. System perpipaannyapun berbeda mengakibatkan pemborosan air ketika kran air terlupa ditutup atau ada kran bocor yang tidak segera diperbaiki. Kran/WC yang bocor akan membuang air secara sia-sia sekitar 100 liter per hari.
Beberapa langkah kecil yang berdampak besar dalam menghemat air:
- Sikat gigi dengan kran mengalir selama 1 menit menghabiskan air sebanyak 6 liter sedangkan dengan gelas hanya 0,5 liter.
- WC single flush menghabiskan air sebanyak 6 liter sedangkan dual flush 3 liter. Cukup tekan flushing kecil ketika buang air kecil.
- Menyuci mobil dengan ember ternyata lebih irit karena hanya menghabiskan 75 liter air, sedangkan apabila menggunakan slang air akan menghabiskan 300 liter air.
- Menyuci baju dengan top loading lebih boros karena menghabiskan 150 liter air sedangkan front loading hanya 100 liter air.
- Menyuci piring dengan baskom juga lebih irit karena hanya menghabiskan 45 liter air sedangkan dengan kran air selama 15 menit menghamburkan air sebanyak 90 liter.
Air sebagai sumber kehidupan bagi semua mahluk hanya dapat tersedia apabila kita mau melestarikannya. Banyak langkah bisa ditempuh mulai dari menabung air dengan membuat sumur resapan/biopori dan menanam sebanyak mungkin pohon agar air tidak mengalir sia-sia ke selokan. Serta menghargai setiap tetes air yang tercermin dalam perilaku. Semua pilihan bergantung pada manusia, mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang justru sering tidak menyadarinya.
**Maria G. Soemitro**
Masalah air tidak bisa tertuang dalam satu tulisan,, karena itu tulisan ini merupakan rangkaian dari :
dan
Sumber :
- GreenFest08
- http://www.pureitwater.com/ID/
- Kehausan di Ladang Air - Zaki Yamani
wah lengkap banget mba maria...tak doakan menang deh barengan mba mira jg :)
ReplyDelete