Skip to main content

Buah Bintaro, Beracun tapi Berguna




Buah Bintaro
Buah Bintaro
Bintaro (Cerbera manghas), merupakan bagian dari ekosistem hutan mangrove sehingga sering digunakan untuk tujuan penghijauan karena tingginya bisa mencapai 12 meter. Tetapi penanaman pohon Bintaro sebagai peneduh kota seperti di kota Jakarta seharusnya dipertimbangkan kembali, karena masyarakat umum tidak mengetahui bahwa getah bunga dan buah Bintaro beracun.

Bunga dan buah Bintaro mengandung cerberin, suatu glikosida yang sangat berpengaruh dan dapat mempengaruhi kerja jantung. Karena itu  jaman dahulu racunBintaro digunakan bunuh diri atau membunuh orang.  Getah bintaro juga digunakan sebagai racun panah untuk berburu.

Sayang sosialisasi bahayanya getah Bintaro tidak dilakukan pihak terkait sehingga Bintaro nampak ditanam di taman-taman kota dan perumahan. Siapa yang bisa menjamin bahwa anak-anak balita berpipi montok tidak akan  bergerilya di bawah pepohonan  Bintaro kemudian iseng menggigit atau sekedar mengemut buah bintaro yang banyak berserakan di bawah pohon?

Sebetulnya keberadaan pohon beracun yang ditanam ditengah kota Bandung pernah dilaporkan  staf pengajar Fakultas Biologi Universitas Pajajaran, Profesor Aseng Ramlan pada awal Februari 2009. Tidak hanya Bintaro tetapi juga  Oleander Neriumatau pohon mentega. Menurut Aseng, pohon Mentega dan pohon Bintaro mengandung racun sangat berbahaya. Jika getah yang terkandung di dalamnya mengenai luka tubuh manusia dapat menyebabkan kelumpuhan.
13423388432106352261
sumber gambar  disini

Menghadapi laporan tersebut, Komisi C DPRD Kota Bandung memberi dua opsi untuk menangani persoalan pohon beracun yang bertebaran di Bandung yaitu menebang dan mengganti jenis pohon atau merelokasi tanaman Oleander Nerium dan Pohon Bintaro tersebut.

Kabid Penghijauan Dinas Pertamanan (Distam) memilih opsi pertama walau sebelumnya berkilah kedua pohon tersebut hanya ditanam sebagai  pemanis media jalan karena termasuk tanaman kuat dalam bertahan hidup, aspek tumbuhnya cepat dan bisa bertahan di media seperti apapun.

Oleander Nerium juga termasuk bandel, walau daunnya berwarna hitam bak jelaga karena terkena asap knalpot kendaraan, dia tetap berbunga. Sedangkan pohon Bintaro tetap menghasilkan bunga dan berbuah dengan warnanya  merah memikat.
Menyadari pelaksanaan penebangan  tidak semudah membalikkan telapak tangan, Distam Kota Bandung berjanji akan memasang label sosialisasi bahwa kedua pohon tersebut beracun. Sayangnya hingga bulan Agustus 2011, penulis belum pernah melihat label pemberitahuan tersebut, bahkan kini tanaman Oleander Nerium banyak ditanam di depan rumah warga karena penjual tanaman hias banyak  menjajakannya. Mungkin karena mudah diperbanyak. Tanaman Bintaro dan Oleander Nerium  dapat distek  dengan tingkat keberhasilan tinggi.

Sebagai tanaman obat, daun Oleander Nerium dalam dosis kecil dapat digunakan sebagai obat jantung, diuretika, antiskabies, herpes, antibakteri, antijamur, dan ekspektoran. Tetapi tetap harus digunakan dengan bijaksana karena mengandung zat kimia  bersifat toksik. Persis seperti  daun Mimba dalam tulisan Hadi Samsul.

Karena itu tanaman-tanaman tersebut berkhasiat juga sebagai pestisida alami. Lydia Maudy A. Abast dari Roemah Boenga menambahkan bahwa buah bintaro yang sudah jatuh ketanah dapat digunakan untuk mengusir tikus dengan cara menaruhnya di tempat-tempat  strategis. Halmana sudah dibuktikan keampuhannya oleh penulis yang selama ini kewalahan mengatasi datangnya tikus dari sungai kecil di samping rumah.

Berbagai cara sudah dipraktekkan termasuk memasang perangkap tikus dan memancing tikus dengan sisa makanan yang diberi racun tikus. Perangkap tikus jelas tidak mempan menghadapi tikus  berukuran hampir sebesar kucing, sedangkan racun tikus membunuh setiap mahluk hidup yang melahap sisa makanan berbumbu racun tikus. Tidak hanya tikus yang mati tetapi juga kucing, ayam kate dan burung merpati. …….
Sedihnya ……….

Sekarang berkat buah Bintaro, rumah penulis bebas dari tikus. Penggunaan buah Bintaro sebagai pengusir tikuspun hemat karena harga pembasmi tikus yang ampuh lumayan mahal.

Asal jangan lupa, setiap selesai memegang buah bintaro kita wajib mencuci tangan dengan sabun. Biji buah bintaropun konon bisa diolah sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah.

Jadi ketika kita mengetahui bahwa buah Bintaro yang bewarna merah marun dan mempunyai banyak kegunaan ternyata mengandung racun yang mematikan, apakah kita masih mau menanamnya di depan rumah?
Banyak kemungkinan bisa terjadi mengingat Bintaro akan merontokkan buahnya yang tua hingga berserakan.
…..dan mengundang seorang anak kecil untuk memegangnya.(**Maria Hardayanto**)
Pohon Bintaro (foto Lydia Maudy A. Abast)
Pohon Bintaro (foto Lydia Maudy A. Abast)

Comments

Popular posts from this blog

Kegenitan Kampus Undip

Sulit mencari ungkapan  tepat untuk mengungkapkan kampus baru Universitas Diponegoro di Tembalang, Semarang Provinsi Jawatengah. Memang ada jargon kampus yaitu kampus keanekaragaman hayati. Pohon-pohon dibiarkan tetap tumbuh demikian pula semak-semak bahkan ada 2 ekor sapi yang mencari rumput di area kampus. Sapi di area kampus? Begitu banyak kampus, baru sekarang penulis melihat sapi merumput dan memamah biak rumputnya dengan santai. Kebetulan hujan sedang turun, apabila tidak bisa dibayangkan ada banyak burung, kupu-kupu, belalang dan beragam serangga lainnya bersenda gurau diantara pepohonan yang asri tersebut. jalan masuk kampus Undip dan beragam bangunan fakultas di kanan kirinya Kampus baru Universitas Diponegoro ini begitu bersolek. Ada patung Diponegoro berkuda menyambut pengunjung. Ada dua gedung kembar di kanan dan kiri jalan menuju area kampus. Bak  pager bagus menyambut kedatangan siapapun yang ingin menikmati keindahan  kampus Undip. Dan tidak seperti kampus

Bauran Energi 25-25, Strategi Indonesia Hadapi Krisis Energi

bauran energi 2025 Aksi protes pro demokrasi  di berbagai negara Arab menyusul mundurnya presiden Tunisia dan Mesir mengakibatkan harga minyak dunia melesat diatas US $104 per barel . Harga yang relative sulit turun mengingat situasi yang makin memanas. Iran berupaya mengirim kapal-kapal angkatan laut ke kawasan Mediterania dan Pemimpin Libya, Muammar Khadafi memerintahkan mengganggu ekspor minyak Libya dengan menghancurkan pipa ke Mediterania Tertanggal 23 Februari 2011, Libya menyatakan force majeur dan efektif membatalkan kontrak minyak. Padahal Libya merupakan pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika sebesar 42 miliar barel dan menjadi produsen ke empat terbesar di Afrika dengan produksi 1,8 juta barel per hari. Sedangkan Bahrain, Yaman, Aljazair, Libya dan Iran - mewakili sepuluh persen dari produksi minyak mentah dunia,” Tanpa tragedy dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan Afrika Utara, para  pe

Jangan Buang Limbah Keresekmu, Bisa Jadi Bahan Jalan Aspal Lho

jalan aspal dengan limbah kantung plastik didalamnya (dok mongabay.co.id) Pernah dengar pembangunan jalan aspal dengan campuran limbah plastik? Jika belum, silakan klik video di bawah mengenai inovasi keren ini.  Karena dengan digunakannya limbah plastik dalam pembangunan jalan aspal berarti  Indonesia sudah berhasil menemukan salah satu solusi masalah sampah.  Seperti diketahui sampah plastik kerap menjadi biang kerok, bahkan penyebab dimasukkannya Indonesia sebagai pencemar lautan nomor 2 oleh Jambeck. ( sumber ) Sang pembuat terobosan adalah Balitbang PUPR.  Singkatan dari Badan Penelitian dan Pengembangan, Balitbang PUPR merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  Bertepatan  dengan rangkaian Hari Bakti PUPR ke 72, Balitbang PUPR menggelar karya para penelitinya di car free day Dago,  pada Hari Minggu, 19 November 2017. Dengan tema “Ciptakan Lingkungan Sehat dengan Inovasi Balitbang”, acara berlangsung sangat meriah.  Kegiatan dimu