Skip to main content

Ooho, Kemasan Air Minum Yang Bisa Dimakan



Selain tidak efisien, air dalam kemasan menyisakan limbah plastik yang tidak ramah lingkungan. Hal ini meresahkan banyak pihak. Karenanya banyak orang mencari wadah alternatif untuk menampung air. Ooho, salah satu wadah yang lentur dan bisa mengikuti ruang tempatnya ditaruh, tetapi juga dapat dimakan!

Ooho adalah temuan inovatif yang terbuat dari lapisan membran tipis yang dapat dimakan. Teknik pembuatannya dengan cara spherifikasi. Teknik gastronomi molekular, suatu cairan yang dijatuhkan ke dalam larutan alginat, yang kemudian membentuk gel pelindung di sekitar cairan tersebut. Ooho juga dibuat dengan brown algae dan kalsium klorida.

Teknik ini sebenarnya sudah diperkenalkan pada tahun 1946 oleh Ferran Adria di Barcelona, Spanyol. Pada waktu itu, dari teknik ini ia membuat zaitun yang berbentuk bulat dan sampai sekarang dapat ditemukan pada banyak restoran dari berbagai negara.

“Saat ini manusia selalu membuat botol plastik, 80% dari plastik tersebut ternyata tidak didaur ulang. Kita hidup dalam masyarakat yang merefleksikan budaya konsumtif,” kata Rodrigo Garcia Gonzalez, seorang co-designer dari Ooho kepada fastcoexist.com (25/04/2014).
Selain dapat dimakan, Ooho juga dapat menghemat ongkos pembuatan botol plastik yang tidak ramah lingkungan. Karena, setiap buahnya, Ooho hanya mengeluarkan biaya sekitar 228 rupiah saja.

Walaupun begitu, Ooho memang mempunyai kekurangan. Diantaranya, bagaimana menjaga agar Ooho tetap bersih dan tidak rusak sebelum diminum. Juga bagaimana agar minuman tidak tumpah sebelum diminum.

Tetapi bagaimanapun juga cara ini tetap dapat membuktikan bahwa kita bisa mengurangi limbah plastik yang berbahaya bagi lingkungan.
 http://food.detik.com/read/2014/03/28/162459/2539915/297/lentur-dan-ramah-lingkungan-ooho-jadi-alternatif-botol-plastik-air-minum-masa-depan

 Tempat air minum, kini benar-benar dapat didaur ulang. Lebih tepatnya bisa dimakan, sehingga tidak memenuhi tempat sampah. Gelatin membuat hal itu menjadi mungkin.

Sebuah kantong air telah dikembangkan untuk menggantikan fungsi plastik. Ini merupakan ide yang dianggap cukup radikal dan bisa mengubah dunia.

Produk ini bernama Ooho!, terdiri dari lapisan ganda membran gelatin. Ooho! dibuat dengan menggunakan ganggang cokelat dan kalsium klorida. Tidak seperti botol plastik konvensional, Ooho! bisa dimakan. Bisa juga dibuang, tetapi tidak menimbulkan sampah baru, karena bisa langsung terurai.

Bentuknya mirip plastik, tetapi tampilannya lebih mirip ubur-ubur, atau payudara implan. Global Design Forum di Inggris memberikan penghargaan terkait desain OOho! dalam bagian London Design Festival.

Ooho! diciptakan oleh Rodrigo Garcia Gonzalez, seorang mahasiswa pascasarjana dari Royal College of Art, Imperial College of London.

"Desain ini sebenarnya mencontoh membran alami, seperti lapisan telur. Saya ciptakan menggunakan teknik bernama Spherification," kata Gonzalez.

 Untuk membuatnya bisa dikomersilkan ke pasaran, produk ini membutuhkan banyak peningkatan di sana sini. Mereka harus membuat membran itu lebih kuat agar aman untuk dibawa kemana saja. Mereka juga harus mencari cara agar membran itu bisa dibuka dan ditutup berkali-kali.

Menurut GDF, Ooho! merupakan satu dari lima ide yang akan membawa perubahan di dunia. Beberapa desain lainnya seperti lantai keramik yang bisa mengumpulkan energi dari langkah kaki orang, atau aplikasi ponsel yang bisa mengecek kesehatan mata. (asp)


 http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/538639-di-masa-depan--botol-air-minum-bisa-dimakan

Comments

Popular posts from this blog

Kegenitan Kampus Undip

Sulit mencari ungkapan  tepat untuk mengungkapkan kampus baru Universitas Diponegoro di Tembalang, Semarang Provinsi Jawatengah. Memang ada jargon kampus yaitu kampus keanekaragaman hayati. Pohon-pohon dibiarkan tetap tumbuh demikian pula semak-semak bahkan ada 2 ekor sapi yang mencari rumput di area kampus. Sapi di area kampus? Begitu banyak kampus, baru sekarang penulis melihat sapi merumput dan memamah biak rumputnya dengan santai. Kebetulan hujan sedang turun, apabila tidak bisa dibayangkan ada banyak burung, kupu-kupu, belalang dan beragam serangga lainnya bersenda gurau diantara pepohonan yang asri tersebut. jalan masuk kampus Undip dan beragam bangunan fakultas di kanan kirinya Kampus baru Universitas Diponegoro ini begitu bersolek. Ada patung Diponegoro berkuda menyambut pengunjung. Ada dua gedung kembar di kanan dan kiri jalan menuju area kampus. Bak  pager bagus menyambut kedatangan siapapun yang ingin menikmati keindahan  kampus Undip. Dan tidak s...

Bauran Energi 25-25, Strategi Indonesia Hadapi Krisis Energi

bauran energi 2025 Aksi protes pro demokrasi  di berbagai negara Arab menyusul mundurnya presiden Tunisia dan Mesir mengakibatkan harga minyak dunia melesat diatas US $104 per barel . Harga yang relative sulit turun mengingat situasi yang makin memanas. Iran berupaya mengirim kapal-kapal angkatan laut ke kawasan Mediterania dan Pemimpin Libya, Muammar Khadafi memerintahkan mengganggu ekspor minyak Libya dengan menghancurkan pipa ke Mediterania Tertanggal 23 Februari 2011, Libya menyatakan force majeur dan efektif membatalkan kontrak minyak. Padahal Libya merupakan pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika sebesar 42 miliar barel dan menjadi produsen ke empat terbesar di Afrika dengan produksi 1,8 juta barel per hari. Sedangkan Bahrain, Yaman, Aljazair, Libya dan Iran - mewakili sepuluh persen dari produksi minyak mentah dunia,” Tanpa tragedy dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan Afrika Utara, para...

Jangan Buang Limbah Keresekmu, Bisa Jadi Bahan Jalan Aspal Lho

jalan aspal dengan limbah kantung plastik didalamnya (dok mongabay.co.id) Pernah dengar pembangunan jalan aspal dengan campuran limbah plastik? Jika belum, silakan klik video di bawah mengenai inovasi keren ini.  Karena dengan digunakannya limbah plastik dalam pembangunan jalan aspal berarti  Indonesia sudah berhasil menemukan salah satu solusi masalah sampah.  Seperti diketahui sampah plastik kerap menjadi biang kerok, bahkan penyebab dimasukkannya Indonesia sebagai pencemar lautan nomor 2 oleh Jambeck. ( sumber ) Sang pembuat terobosan adalah Balitbang PUPR.  Singkatan dari Badan Penelitian dan Pengembangan, Balitbang PUPR merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  Bertepatan  dengan rangkaian Hari Bakti PUPR ke 72, Balitbang PUPR menggelar karya para penelitinya di car free day Dago,  pada Hari Minggu, 19 November 2017. Dengan tema “Ciptakan Lingkungan Sehat dengan Inovasi Balitbang”, acara berlang...