Kimi dan Bandung Berkebun |
Sejauh mana memaknai suatu konsep dan menerapkannya? Agaknya lebih mudah mengucapkan daripada mengerjakannya. Ketika Ridwan Kamil
menggagas Indonesia Berkebun dengan memanfaatkan lahan terlantar dan
harus memenuhi 3 konsep : Edukasi, Ekologi dan Ekonomi, semua orang
pasti menganggapnya mudah.
Ternyata mencari lahan terlantar memang mudah tetapi minta izinnya sulit.
Maklum pemiliknya entah dimana. Jangankan domisilinya, si pemilik
lahanpun bak “tak bernama”. Contohnya lahan di perempatan Cikapayang,
jalan Dago Bandung ini.
Lahan yang membuat penampilan jalan Dago
tampak kumuh ini menjadi tempat pembuangan sampah. Nama pemiliknya tidak
diketahui selain mungkin oleh petugas BPN. Itupun apabila nama pemilik
lahan masih tetap, belum ada perubahan. Dua pemilik bangunan
disampingnya geleng kepala tidak mengetahui nama pemilik lahan kumuh
tersebut. Hanya pemilik toko kue La Belle yang menjawab bahwa pemiliknya
orang Singapura. “Siapa namanya?” Hehehe…….upz ngga tau!
Tantangan lainnya adalah menjaga konsistensi
dan kontinuitas program. Karena itu Bandung Berkebun menyiapkan topik
acara untuk pertemuan berkebun setiap minggunya. Acaranya
diselang-seling antara edukasi dan hepi-hepi. Misalnya minggu ini acara
komposting, minggu depannya bermain bersama Kumara, kemudian menabung
air dengan membuat lubang resapan biopori disusul membuat orang-orangan
(bebegig) kebon.
Komposting? Semua orang tahulah ya, atau googling pun dengan mudah didapat cara Komposting sesuai selera, kebutuhan dan kemampuan. Ada komposter segratis mungkin, ada takakura, komposter komunal atau beli komposter siap pakai. Demikian pula dengan cara membuat lubang resapan biopori (LRB) juga mudah.
Yang unik adalah sewaktu bermain dengan komunitas Kumara. Anak-anak Indonesia yang pernah bersekolah di Jerman dan melihat berbagai permainan menarik dan kreatif ini tertantang untuk mengoleksi, memainkannya bersama anak-anak Indonesia lain dan berkreasi serta berinovasi untuk membuat jenis permainan baru.
Ada lagi acara lain yaitu membuat bebegig
atau orang-orangan dari bekas sampah. Seperti bekas botol air mineral
dan kemasan snack yang sulit di daur ulang. Hasilnya? Dua bebegik yang
cantik dan handsome ^_^
Acara yang ditunggu-tunggu tentu saja panen.
Tidak sembarang panen tentunya. Karena harus ada acara masak bersama.
Dan kali ini Bandung Berkebun mengundang sekumpulan anak muda yang
kreatif dalam urusan masak memasak yaitu : Keukeun !!
Bagaimana rasanya? Tentu saja : “Mak nyussss…………..!!” ^_^
sumber gambar :
- Ridwan Kamil
- Maria Hardayanto
- Bandung Berkebun
Comments
Post a Comment