mata air di Sekemirung, Bandung Jawabarat (dok. Maria Hardayanto) Air bersih mengalir deras melalui 2 kran yang dibuka bersamaan mengisi 2 bak air super besar warisan jaman Belanda. Kapanpun, pagi ….siang…malam….dan siapapun bisa berhura-hura dengan air yang dialirkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sukabumi, Jawabarat. Tapi itu kisah dahulu kala. Sewaktu penulis masih duduk di sekolah lanjutan di kota Sukabumi, Jawabarat. Karena lima belas tahun kemudian kisah sedih dimulai. Air dari PDAM tidak keluar setetespun di siang hari. Kran hanya mengeluarkan airnya di malam hari, memaksa setiap anggota keluarga harus bergiliran begadang untuk mengisi penuh tong-tong air cadangan. Tidak mau? Ya, …. lupakan mandi, memasak apalagi mencuci baju. Beberapa keluarga yang mampu membuat sumur dan memasang jet-pump. Selebihnya “nrimo” dengan keadaan dimana air mengalir suka-suka. Kisah penduduk Sukabumi yang terkena imbas privatisasi air ternyata lebih beruntung
We do not inherit the earth from our ancestor, we borrow it from our children